EDUKASI PENTING MENGENAI KEHAMILAN
Kehamilan adalah sebuah proses yang dimulai dari tahap konsepsi sampai lahirnya janin. Kehamilan merupakan suatu proses biologis dan fisiologis yang terjadi antara perpaduan sel sperma dan ovum sehingga terjadi pencampuran antara sel kelamin jantan dengan sel kelamin betina hingga menghasilkan embrio sampai lahirnya janin, lamanya hamil normal adalah 280 hari atau 40 minggu dihitung dari haid pertama di hari haid terakhir. Pada sebagian besar perempuan mengalami ovulasi siklus spontan dengan kisaran 25 hari sampai 35 hari yang terjadi secara terus – menerus selama hampir 40 tahun antara menarche dan menopause. Tanpa penggunaan kontrasepsi seorang perempuan berpotensi memiliki 400 kesempatan untuk hamil, yang dapat terjadi bila melakukan hubungan seksual kapanpun dalam 1.200 hari.
Proses Kehamilan
Menstruasi merupakan awal suatu siklus perubahan sistem reproduksi wanita yang terjadi
secara berkala. Rata – rata setiap perempuan memiliki siklus haid selama 24 hari sampai 35
hari dengan durasi sekitar 3 hari hingga 7 hari dengan jumlah perdarahan 10 – 80 ml. Proses menstruasi dibagi menjadi 2 tahap, yaitu tahap folikular dan luteal. Pada tahap folikular terjadi mulai
hari pertama menstruasi sampai terjadi ovulasi, sedangkan pada tahap folikular merupakan tahap
perkembangan folikel, yang dimulai dari pemilihan folikel primordial yang akan berkembang menjadi folikel preantral yang kemudian berkembang menjadi folikel antral. Folikel preantral dikelilingi oleh sel teka dan sel granulose. Dalam masa reproduksi normal hanya sekitar 400 folikel yang akan dilepaskan, sedangkan sisanya mengalami atresia. Dalam setiap siklus menstruasi, hanya 1 folikel antral yang akan bertahan menjadi folikel dominan. Perkembangan folikular dimulai dari perekrutan folikel primordial yang tidak bergantung pada ganodotropin hingga berbentuk folikel de graff. Pada tahap ini terjadi peningkatan Folikel Stimulus Hormon atau hormon FSH yang diperlukan untuk pertumbuhan folikel preantal menjadi folikel antral. Folikel yang mampu bertahan hingga tahap ini akan menghasilkan hormon esterogen. Dalam tahap ini, keberadaan hormon esterogen yang terbentuk secara alami ini diperlukan untuk pertumbuhan folikel dan meningkatkan jumlah sel granulose. Hal ini memberikan umpan balik pada hipofis untuk meningkatkan sintesis Luteinizing Hormon yang memberi peluang besar seorang wanita dapat hamil. Hormon LH sangat penting peranannya dalam proses siklus haid karena hormon LH memicu pelepasan sel telur.
Produksi inhibin dan estradiol meningkat seiring dengan pertumbuhan
folikel dominan yang akan menghambat produksi FSH. Penurunan kadar FSH
akan menghambat folikel – folikel lain untuk berkembang menjadi folikel de graff
yang akan berovulasi pada setiap siklusnya. Hanya folikel antral yang responsif terhadap FSH yang berkembang menjadi folikel dominan yang akan diovulasikan, sedangkan folikel lainnya mengalami atresia atau ketiadaan lubang halus pada sel telur.
Lubang halus yang ada pada embrio itu adalah letak anus janin atau calon bayi.
Ovulasi
Ovulasi merupakan suatu proses kompleks yang diinduksi oleh LH dalam melepaskan sel yang berkembang menjadi ovum yang subur. Folikel sebelum ovulasi mengstimulasi peningkatan sekresi ekstradiol. Kenaikan ekstradiol berperan penting dalam proses peningkatan hormon LH. Lonjakan hormon LH terjadi sekitar kurang lebih 36 jam sebelum ovulasi. Puncak sekresi hormon LH terjadi sekitar 24 jam sebelum ovulasi. Sebagai respon peningkatan LH, terjadi peningkatan
produksi progesteron dan prostaglandin oleh sel kumulus yang memungkinkan
pelepasan oosit yang subur. Prostaglandin berperan dalam menstimulasi otot polos
pada ovarium melemah sehingga oosit dapat keluar.
Pada saat ovulasi ovum dibedakan ke dalam rongga abdomen tapi langsung diambil oleh oviduktus, ditangkap fimbrie. Fimbrie dilapisi oleh silia yaitu tonjolan-tonjolan halus mirip rambut yang bergetar seperti gelombang kearah interior oviduktus. Setelah ejakulasi sperma ditampung ke dalam vagina, sperma-sperma tersebut harus berjalan melewati kanalis servikalis. Rintangan pertama adalah melewati kanalis servikalis. Sewaktu kadar eksterogen tinggi seperti yang terjadi saat folikel matang akan berovulasi, mucus serviks menjadi cukup tipis dan encer untuk dapat ditembus oleh sperma. Setelah sampai di uterus, kontraksi miometrium akan mengaduk sperma, saat mencapai oviduktus sperma
akan bergerak melawan silia, gerakan ini dipermudah oleh kontraksi antipristaltik otot polos oviduktus.
Faktor Kesuburan
Dikatakan seorang wanita memiliki tingkat kesuburan yang baik apabila proses pertemuan antara sel oosit dan sel sperma menghasilkan pembuahan di ovum. Untuk membuahi sebuah
ovum, sebuah sperma mula-mula harus melewati korona radiata. Sperma pertama
yang mencapai ovum itu bergabung dengan membrane plasma ovum yang selanjutnya memicu suatu perubahan kimiawi di membran yang mengelilingi ovum sehingga lapisan
ini tidak lagi dapat ditembus sperma lain.
Kepala yang bergabung tertarik dan ekor lenyap. Penetrasi sperma ke dalam sitoplasma memicu pembelahan meiosis akhir oosit sekunder. Nucleus sperma dan ovum menyatu membentuk zigot lalu menjadi morula lalu menjadi blastokista dan terjadi implantasi di dinding endometrium.Proses hamil berlangsung di oviduktus ketika telur yang dilepaskan dan sperma akan bertemu ditempat ini. Ovum yang telah dibuahi akan mulai membelah diri secara mitosis. Mekanisme molekuler membuat spermatozoa dapat melewati zona pelusida, dan masuk ke sitoplasma oosit untuk membentuk zigot. Zigot terdiri atas 2 sel yaitu blastomer dan badan polar. Zigot mengalami pembelahan secara perlahan selama 3 hari saat berada dalam tuba uterine. Morula akan memasuki rongga rahim sekitar 3 hari pasca subur.
BACA JUGA : CARA MENGATASI SULIT HAMIL
Implants
Peristiwa masuknya atau tertanamnya hasil konsepsi ke dalam
endometrium. Pada perempuan implantasi terjadi 6-7 hari pascafertilasi. Proses ini
terbagi menjadi 3 fase, yaitu:
1) Aposisi, pelekatan dini blastokista ke dinding uterus dan epitel uterus
2) Adhesi, meningkatnya kontak fisis antara blastokista dan epitel uterus
3) Invasi atau penetrasi dan invasi sinsitiotrofoblas ke dalam
endometrium yaitu sepertiga bagian dalam miometrium dan pembuluh
darah.
Untuk dapat mengimplantasi dengan baik, diperlukan endometrium
reseptif yaitu yang telah disiapkan untuk progresteron dan esterogen sebagai
tempat tumbuhnya mudigah. Uterus dapat menerima blastokista yaitu pada hari ke
20-24 dari siklus.
Pembentukan Plasenta
Plasenta yang sudah bebentuk sempurna berbentuk cakram dengan tebal
2-3 cm pada daerah insersi tali pusat. Berat saat aterm ±500 gram. Tali pusat
berisi dua arteridan satu vena dan diantaranya terdapat wharthon jelly yang
bertindak sebagai pelindung arteri dan vena sehingga tali pusat tidak mudah
tetekan atau terlipat, umumnya berinsersi di bagian parasentral plasenta.
Tanda dan Gejala Kehamilan
a. Tanda-Tanda Tidak Pasti Kehamilan
- Amenore (tidak dapat haid)
Terlambat datang bulan merupakan tanda-tanda umum seorang
perempuan hamil. Terjadi nidasi menyebabkan pembentukan folikel de
graff dan ovulasi tidak terjadi. Akan tetapi sebetulnya terdapat faktor lain
yang memepengaruhi keterlambatan datang bulan, seperti mengonsumsi
obat-obatan, stress atau tertekan, penyakit ronis yang diderita, dan
sebagainya.
- Mual dan Muntah
Mual-mual berkaitan langsung dengan asam lambung. Pengaruh
hormon esterogen maupun progresteron dapat menimbulkan asam
lambung yang berlebihan sehingga memicu timbulnya rasa mual dan
muntah. Untuk mengatasi mual dan muntah, penderita ini dapat
mengonsumsi makanan yang ringan, mudah dicerna dan tidak berbau menusuk.
- Ngidam
Pada tanda kehamilan ini, seseorang wanita hamil biasanya sering
menginginkan makanan atau minuman tertentu dan setiap orang berbeda-
beda.
- Pingsan
Pingsan adalah kondisi ketika terjadi gangguan sirkulasi ke kepala
sehingga timbul iskemia susunan saraf pusat. Kondisi ini akan berangsur-
angsur menghilang menghilang setelah usia kehamilan melewati masa 16
minggu.
- Mastodinia
Salah satu gejala kehamilan adalah payudara terasa kencang dan
sakit akibat membesar, yang disebut juga dengan mastodinia. Hormon
esterogen dan progesteron berperan dalam hal ini, diantaranya
vaskularisasi bertambah, asinus dan duktus berproliferasi.
- Konstipasi
Hormon progesterone berpengaruh terhadap gerakan peristaltik
usus sehingga tidak jarang seseorang perempuan yang hamil mengalami
kesulitan saat buang air besar.
b. Tanda-Tanda Mungkin
1) Tanda Hegar
Pada minggu ke-6 terlihat adanya pelunakan pada daerah isthmus
uteri sehingga segmen dibawah uterus terasa lembek atau tipis saat diraba.
2) Tanda chadwick
Perubahan warna menjadi kebiruan atau keunguan pada vulva,
vagina, dan serviks sekitar minggu ke-6 karena mengalami kongesti.
3) Tanda Goodell’s
Tanda ini diketahui melalui pemeriksaan bimanual. Bagian serviks
tampak lebih lunak.
4) Braxton hicks
Bila diberi stimulus atau rangsangan, uterus akan berkontraksi. Hal
ini merupakan tanda khas uterus pada masa kehamilan.
5) Terjadi pembesaran uterus
Setelah minggu ke-16, tampak terjadi pembesaran abdomen atau
perut. Hal ini karena uterus telah keluar dari rongga pelvis dan menjadi
organ rongga perut.
6) Kontraksi uterus
Tanda kontraksi uterus akan timbul belakangan. Biasanya ibu
hamil akan mengeluhkan perutnya terasa kencang, tetapi tidak disertai rasa
sakit.
TANDA – TANDA PASTI
1) Denyut Jantung Janin
Denyut jantung janin pada minggu ke-17 dengan piranti stetoskop
laenec. Denyut jantung janin sebenarnya dapat dideteksi lebih awal yaitu
sekitar minggu ke-12 menggunakan alat berupa stetoskop ultrasonik
(Doppler). Dengan menggunakan auskultasi pada janin, bunyi-bunyi lain seperti bising tali pusat, bising uterus dan nadi ibu juga dapat
diidentifikasi.
2) Palpasi
Outline janin dapat dideteksi dengan jelas setelah minggu ke-22,
sedangkan setelah minggu ke-24, gerakan janin dapat dirasakan secara
jelas.
3) Tes Kehamilan Medis
Untuk memastikan kehamilan, ibu hamil dapat melakukan tes
dengan bantuan perangkat tes kehamilan seperti tespek, baik di rumah maupun
dilaboratorium dengan mengambil sempel urin atau darah sang ibu.
- Perubahan Psikologis Ibu Hamil Trimester III
Kehamilan dapat menimbulkan stress bagi semua wanita. Gejala ini
dipengaruhi oleh fluktuasi kadar hormon, peningkatan stress dan gangguan
pola makan dan tidur serta aktivitas normal lainnya. Wanita mungkin merasa
cemas dengan kehidupan bayi dan kehidupannya sendiri, seperti apakah nanti
bayinya akan lahir abnormal, terkait persalinan dan pelahiran (nyeri,
kehilangan kendali, hal-hal yang tidak diketahui), apakah ia akan bersalin atau
bayinya tidak mampu keluar karena perutnya luar biasa besar, atau apakah
organ vitalnya akan mengalami cedera akibat tendangan bayi dan pikiran – pikiran lainnya yang semuanya itu hanya sang ibu lah yang mengetahuinya.
- Patofisiologi Pada Kehamilan Trimester III
a. Plasenta previa
Plasenta previa diartikan sebagai keadaan dimana plasenta ternidasi
secara tidak normal sehingga menghalangi jalan lahir.
b. Solusio plasenta
Terlepasnya implantasi plasenta sebagian atau komplit dari normal
implantasi dinding uterus sebelum melahirkan setelah 20 minggu usia
kehamilan
c. Premature ruptured of membranes (PROM)
Pecahnya membrane ketuban janin secara spontan sebelum usia 37
minggu atau sebelum persalinan dimulai.
- Keluhan Kehamilan Pada Trimester III
a. Edema atau pembengkakan
Bengkak atau edema adalah penumpukan atau retensi cairan pada
daerah luar sel akibat dari berpindahnya cairan intraseluler ke ekstraseluler.
Edema pada kaki biasa dikeluhkan pada usia kehamilan diatas 34 minggu .
hal ini dikarenakan tekanan uterus yang semakin meningkat dan
mempengaruhi sirkulasi cairan. Dengan bertambahnya tekanan uterus dan
tarikan gravitasi menyebabkan retensi cairan semakin besar (Irianti, dkk,
2013).
b. Insomnia
Pada ibu hamil, gangguan tidur umumnya terjadi pada trimester I dan
trimester III. Pada trimester III gangguan ini terjadi karena ibu hamil sering buang air kecil, wanita yang mengalami insomnia disebabkan ketidaknyamanan
akibat uterus yang membesar. Ketidaknyamanan lain selama kehamilan dan
pergerakan janin, terutama jika janin aktif.
c. Nyeri perut bagian bawah
Keluhan ini dapat bersifat fisiologis dan beberapa lainnya merupakan
tanda adanya bahaya dalam kehamilan. Nyeri ligamentum, torsi uterus yang
parah dan adanya kontraksi Braxton-Hicks juga mempengarui keluhan ibu
terkait dengan nyeri pada perut bagian bawah. Torsi uterus parah dapat diatasi
dengan tirah baring, mengubah posisi agar uterus yang mengalami torsidapat
kembali ke keadaannya semula tanpa harus diberikan manipulasi.
d. Sering Buang Air Kecil
Peningkatan frekuensi berkemih atau sering buang air kecil
disebabkan oleh tekanan uterus karena turunnya bagian bawah janin sehingga
kandung kemih tertekan dan mengakibatkan frekuensi berkemih meningkat
karena kapasitas kandung kemih berkurang. Sebab lain adalah karena
nocturia yang terjadinya aliran balik vena dari ekstremitas difasilitasi saat
wanita sedang berbaring pada saat tidur malam hari. Akibatnya adalah pola
diurnal kebalikannya sehingga terjadi peningkatan pengeluaran urin pada saat
hamil tua.
e. Sesak
Keluhan sesak nafas dapat terjadi karena adanya perubahan pada
volume paru yang terjadi akibat perubahan anatomi toraks selama kehamilan.
Dengan semakin bertambahnya usia kehamilan, pembesaran uterus akan mempengaruhi diafragma ibu hamil yang terdorong ke atas sekitar 2 cm hingga 4 cm.
Faktor Risiko
Pada kehamilan perlu diwaspadai hal-hal di bawah ini apabila pada kehamilan sebelumnya terdapat riwayat obstetri sebagai berikut:
- Pernah melakukan tindakan aborsi.
- Pernah mengalami keguguran lebih dari dua kali.
- Berat badan bayi di bawah berat 2500 gram
- Berat badan bayi di atas 4000 gram.
- Dirawat di rumah sakit karena hipertensi, Pre-eklampsia atau eklampsia.
- Operasi pada saluran reproduksi khususnya operasi seksio sesar.
Perlu diwaspadai jika kondisi kehamilan yang sedang terjadi seperti di bawah ini :
- usia ibu di bawah 16 tahun atau di atas 35 tahun
- Wanita hamil yang memiliki rhesus (-)
- Ada keluhan perdarahan vagina.
Bila ibu memiliki salah satu masalah kesehatan di bawah ini:
- Diabetes Melitus / kencing manis
- Penyakit jantung
- Penyakit ginjal
- Penyalahgunaan obat
- Konsumsi rokok, alkohol dan bahan adiktif lainnya
- Penyakit menular TB, malaria, HIV/AIDS dan penyakit menular seksual,
- Penyakit kanker.
Pemeriksaan Fisik
Periksa tanda vital ibu (tekanan darah, nadi, suhu, dan frekuensi nafas), ukur berat badan, tinggi badan, serta lingkar lengan atas pada setiap kedatangan.
Pada trimester 1, bila lingkar leher atas di atas 33 cm, maka diduga obesitas, memiliki risiko Pre-
eklampsia dan diabetes maternal, memiliki risiko melahirkan bayi dengan berat badan lebih.
Bila Lingkar Leher Atas di bawah 23 cm, maka diduga dapat mengalami undernutrisi atau memiliki penyakit kronis, biasanya memiliki bayi yang lebih kecil dari ukuran normal.